Sebanyak 298 CPNS Pemalang menerima SK pengangkatan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Pesalakan yang penuh sampah dan bau menyengat.
Bupati Anom Widiyantoro memilih lokasi ini sebagai simbol bahwa menjadi PNS adalah amanah berat yang menuntut pengabdian total kepada masyarakat.
Bukan di balai pertemuan yang dingin dan wangi,
bukan pula di gedung megah ber-AC.
Tapi di tengah tumpukan sampah—tempat yang sering luput dari perhatian,
tapi justru jadi cerminan paling nyata dari persoalan publik sehari-hari.
Pesannya jelas:
ASN bukan hadir untuk kenyamanan diri,
tapi untuk menyelesaikan ketidaknyamanan orang lain.
Menjadi abdi negara tidak boleh hanya bicara pangkat, tunjangan, atau fasilitas.
Karena realitas di lapangan—seperti TPA hari itu—jauh dari harum jabatan.
Yang dibutuhkan adalah keteguhan hati,
kemampuan untuk tetap bertugas di tempat yang tidak selalu bersih,
dan jiwa melayani yang tidak selektif pada lokasi dan situasi.
Pengangkatan di tengah bau menyengat itu adalah pelajaran pertama:
bahwa tugas ASN bukan memilih tempat yang enak, tapi hadir di tempat yang paling dibutuhkan, bukan berpikir untung rugi nya apa?
Dan di situlah makna pengabdian diuji.
Apakah kita hanya datang saat dipuji?
Atau kita tetap bekerja bahkan saat tidak dilihat?
Karena pada akhirnya, kemuliaan sebagai ASN bukan ditentukan oleh tempat kita dilantik,
tapi oleh tempat-tempat yang kita layani sepenuh hati.