Di banyak wilayah pedalaman Kutai Barat, akses jalan masih menjadi tantangan utama. Jalan berlubang, terputus, dan becek menjadi realitas yang akrab bagi warga di hulu Mahakam. Di sinilah saya belajar, bahwa infrastruktur bukan hanya soal beton dan aspal, tapi soal martabat dan keadilan sosial.
Dalam pelatihan pengadaan, kami sering bicara soal value for money, efisiensi, dan akuntabilitas. Tapi hari ini, izinkan saya bicara tentang value for humanity.
Masyarakat yang berjalan kaki puluhan kilometer bukan karena ingin berolahraga, tetapi karena kebijakan belum menyentuh mereka secara adil.
Jalan yang baik itu penting. Tapi lebih penting lagi adalah cara kita memaknai siapa yang paling berhak merasakannya terlebih dahulu.