img 1698
img 1698

Pembangunan Tugu / Patung Kreatif Seni

Pembangunan patung dalam proyek konstruksi sering kali dihitung dan di rancang dengan jenis kontrak Harga Satuan seperti Pekerjaan Konstruksi lainnya. Padahal patung memiliki aspek seni yang hasilnya di lihat dari keluaran yang lebih cocok menggunakan kontrak lumsum.

Dengan demikian dapat saja pembangunan tugu/patung menggunakan jenis kontrak lumsum, namun tetap memerlukan detail spesifikasi teknis yang jelas. Ini karena patung atau monumen memiliki bentuk unik yang sulit dihitung dengan pendekatan berbasis volume seperti bangunan biasa.

Dalam menentukan biaya, pendekatan cost-based rate kurang efektif karena elemen seni tidak memiliki harga satuan pasti. Sebagai gantinya, pendekatan market-based rate (berdasarkan proyek serupa di tempat lain) atau value-based rate (berdasarkan nilai estetika dan dampak sosial) lebih sesuai.

Kasus Tugu Pesut Mahakam menunjukkan pentingnya pemahaman dalam estimasi biaya pada produk keluaran seni. Kritik yang muncul bukan hanya soal desainnya, tetapi juga terkait bagaimana anggaran dihitung. Jika pendekatan biaya dijelaskan sejak awal, resistensi publik bisa diminimalisir. Transparansi dan komunikasi dengan masyarakat adalah kunci agar proyek seni publik lebih diterima.

Sebelumnya Dokumentasi : Bimtek dan Proses Pendampingan Penyusunan Rancangan Peraturan dan Kajian Internal PBJP pada BLUD – RSUD Beriman Kota Balikpapan 21-22 Februari 2025
Selanjutnya Jaminan Sosial Ketenagakerjaan dan Asuransi dalam Proyek Konstruksi

Cek Juga

Kapan Kita Update Barang/Jasa Sudah Selesai Paket nya pada e-Purchasing Katalog Versi 5?

Ketika barang/jasa sudah diterima sepenuhnya sesuai dengan surat pesanan, maka PPK dapat menggunakan fitur penyelesaian ...

Punya pendapat terkait artikel ini? mohon berkenan berdiskusi, terima kasih

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Open chat
1
Hubungi saya
Halo, apa yang bisa saya bantu?