Pendahuluan
Sejak tahun 2004 saya sudah bekerja sebagai pengajar, walau statusnya hanya Asisten nya Asisten Mahasiswa, untuk menjadi Asisten Mahasiswa dilalui proses lumayan panjang, selain kualifikasi akademis nya harus sudah baik sejak awal secara umum dan mata kuliah yang mau di-ikuti magang harus A penuh (bobot 4,00), juga harus magang dulu, nah pengalaman saya ini ada di tahun 2004 akhir.
Kampus saya dulu (www.ubaya.ac.id) di Fakultas Teknik memberi kesempatan menjadi Asisten Mahasiswa, ada yang menyebutnya sebagai Asisten Dosen, tapi saya lebih prefer menyebut sebagai Asisten Mahasiswa karena kita mengelola kelas Responsi diluar dari Kelas Dosen, walau secara paralel dengan kelas yang dikelola Dosen, fungsi Asisten Mahasiswa ekuivalen dengan Tutor, karena memang berfungsi sebagai suplemen dari apa yang diajarkan dosen.
Asisten Mahasiswa, Tutor dan Dosen Pada Masa Pandemi COVID-19
Secara konsep Asisten Mahasiswa dan Tutor memiliki konsep sejenis, ada materi yang telah disusun oleh Dosen kemudian materi tersebut dipandu oleh tutor / asisten mahasiswa, namun pada prinsipnya baik Dosen maupun Fasilitator atau Tutor memiliki peran yang sama dalam mengajar, terdapat kemampuan untuk menyusun Lesson Plan yang baik, dan dalam masa pandemi dengan menggunakan sarana pembelajaran online ini, kompetensi untuk menyusun Lesson Plan (LP) yang baik menjadi semakin relevan dengan Menggunakan Learning Managment System atau disingkat LMS.
Dalam LMS seluruh informasi yang disusun dalam LP perlu diinput terlebih dahulu dalam LMS, dengan demikian bagi Tutor/Dosen/Fasilitator yang memang sudah kompeten, adaptasi kebiasaan baru di New Normal menjadi hal yang mudah dilakukan dan melalui blog pribadi tinggal menginstal saja LMS yang akan digunakan. Menggunakan LMS ini akan menjadikan proses belajar menjadi lebih mudah, selain sudah terdokumentasi, rekaman maupun hal-hal yang perlu disampaikan secara audio visual bisa diakses kapan saja, kalau perlu melakukan sesi yang real time baru deh tinggal menjadwalkan jadwal Synchronus.
Dimasa seperti ini, pengajar yang lumayan “bangkotan” seperti saya mau tidak mau mesti upgrade website pribadi untuk menghadirkan fitur LMS.
Adaptasi Kebiasaan Baru
Dalam rangka mendukung adaptasi kebiasaan baru alian New Normal, website ini sudah dipersenjatai dengan fitur LMS, guna mendukung proses belajar, baik Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, maupun proses tutorial maupun perkuliahan yang saya laksanakan. Tatap Muka Proses pembelajaran bisa dilakukan secara online, dari LMS membagikan tautan synchronus dari aplikasi Webconference.