Jalanan Untuk Membuka Keterisoliran Sebuah Daerah Untuk Kehidupan Yang Lebih Baik
Jalanan Untuk Membuka Keterisoliran Sebuah Daerah Untuk Kehidupan Yang Lebih Baik

Fondasi Pemikiran dan Keluaran Hasil

……. Tentang bagaimana fondasi pemikiran yang berbeda, bisa memberikan perubahan signifikan …….

Di pesawat menuju Balikpapan dari Tarakan kemarin, saya bertemu anak muda asisten manajer (kepala bagian) PLN wilayah Kaltara…..

Saya menggali informasi dari anak muda yang bersemangat ini, mulai dari kok bisa dari Tulung Agung jadi “terdampar” di Kaltim dan Kaltara…. Apa saja yang sudah dilakukan sejak bergabung di PLN Kaltim hingga pindah di PLN Kaltara…. Trend kendaraan dan peralatan memasak listrik sebagai keniscayaan kelebihan produksi daya PLN secara nasional, risiko pekerjaan di bidang kelistrikan, bagaimana pencapaian TKDN yang dilakukan PLN, dan produk divisi baru PLN yaitu internet icon plus…

Dijawab dengan data dan cerdas…. Anak muda ini menunjukkan informasi yang tersimpan dalam gawai ponsel pintar (smart phone) yang berada dalam posisi airplane mode, saya takjub, anak ini menyimpan data berguna di ponselnya hingga offline pun dia bisa santai nunjukin informasinya….

Yang keren adalah anak muda ini bercerita bahwa Kalimantan Timur sudah habis dia kelilingi, dia menyebutkan berbagai tempat yang saya ketahui dan tervalidasi kondisinya dengan ingatan saya, jadi dalam hati saya anak muda ini tidak sekedar membual tapi memang dia bener bener melakukan…..

Saya pribadi sebagai pelanggan PLN merasakan peningkatan kualitas, 10 tahun lalu pasti listrik mati lebih dari sekali dalam sehari, bila hujan sebentar terjadi pemadaman listrik relatif lama walau sudah tidak hujan lagi, di Kaltim hal ini masih terjadi di beberapa tempat, tapi di tempat saya Kutai Barat hal ini tidak terjadi lagi….

2 jam perjalanan kami ngomong banyak hal, termasuk soal procurement…. Betapa beda procurement di BUMN dengan Pemerintah….

Anak muda ini bercerita kalau dia berawal dari Tulung Agung, mau menjadi aparat dengan sekolah kedinasan namun gagal, lalu menempuh pendidikan di tempat dulu saya pernah jadi dosen honorer yaitu Politeknik Samarinda, ketika masih di Samarinda dulu dia merasakan ketidaknyamanan atas situasi mati listrik yang berkali kali dalam sehari, hal ini menjadi trigger dia, apa sih masalahnya? Sebagai mahasiswa kelistrikan dia menekuni ilmunya dan melamar di PLN.

Karena itulah dia ditempatkan kembali ke Samarinda, mutasi sana sini di Kaltim hingga posisi saat ini di PLN Kaltara dan memberi banyak perubahan hingga tidak lagi mati listrik itu berulangkali terjadi di beberapa wilayah….

Memang pekerjaan kami masih banyak kurangnya tukasnya.

Saya iseng nanya, mau stay di Kaltim/Kaltara atau balik ke Tulung Agung?

Kalau bisa sih kembali ke Pulau Jawa, disana moda transportasi banyak pilihan, ada pesawat, mobil, kereta, mulai paling murah hingga mahal, beda dengan disini semua mahal, sudah begitu semua jaraknya jauh, dan kualitas jalanannya tidak nyaman…. 10 jam di Pulau jawa badan nggak sakit-sakitan, di Kalimantan berkendara selama itu pasti tidak nyaman karena tidur dengan badan terguncang-guncang karena jalanan berlubang, hal ini menjadi concern karena akses fasilitas kesehatan dan pendidikan yang biasa-biasa saja di tempat dia menjadi sebuah kemewahan kalau di Kaltim-tara, makanya anak istrinya di domisilikan di Kaltim walau sempat ikut beberapa saat di Kaltara….

Saya sepakat dengan hal itu….. durasi waktu dan kualitas perjalanan di Kalimantan (dan pulau lainnya) memang jomplang dibandingkan pulau Jawa…. Walau saya secara pribadi tidak menyukai gagasan IKN pindah ke Kaltim karena dampak sosialnya menurut penilaian saya yang terbatas ini tidak baik, namun dampak pembangunannya lebih kita butuhkan…..

Saya di Pemerintahan berusaha agar kualitas dan kapabilitas pengadaan kita meningkat, dengan kemampuan saya yang gak seberapa ini saya berusaha mengeluarkan dan memberikan masukan, selain di Pemda saya sendiri, saya terlibat di 2 proyek strategis Pemkot di Kaltim, dan kemampuan saya hanya sebatas itu, perlu “power” yang lebih besar lagi dengan tujuan kebaikan agar Kaltim-Kaltara bisa menjadi daerah yang sama nyamannya dengan rumah kedua saya (Surabaya, saya 16 tahun hidup disana)

Pembicaraan dan pertemuan dalam pesawat itu bukan kebetulan, kami bertukar kontak, dan saya pribadi berpikiran bahwa masih ada banyak anak muda, orang Indonesia, yang berpikir baik, bukan sekedar saya harus kaya, berpikir baik logis dan bertujuan baik serta tidak bergerak karena pertimbangan untung-rugi bahwa saya harus membangun dan membuat dunia menjadi lebih baik, orang-orang seperti ini yang akan membawa Indonesia jadi lebih baik, bukan sekedar merasa berjuang haha hihi hore hore lalu menjadi raja-raja kecil terjebak dalam zona nyaman dan segala cara di halalkan demi mempertahankan status quo.

Indonesia punya harapan, bangkit lebih kuat, pulih lebih cepat…. Mari bekerja sama dan bekerja iklas untuk membuat komunitas yang semakin baik kualitas hidupnya.

semoga apa yang kita lakukan semakin menyejahterakan dan meningkatkan kualitas hidup semua pihak.

Sebelumnya My Fat Loss Diary – 5 November 2022
Selanjutnya My Fatloss Diary – 6 November

Cek Juga

Belajar sebagai sebuah kebutuhan

  Walau sudah tau pengumuman nilai tanggal 16 ini, tapi saya sesekali nengok aplikasi untuk ...

Punya pendapat terkait artikel ini? mohon berkenan berdiskusi, terima kasih

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Open chat
1
Hubungi saya
Halo, apa yang bisa saya bantu?
%d blogger menyukai ini: