file 00000000f62c622fbb57813ddb457b3c
file 00000000f62c622fbb57813ddb457b3c

Belajar di Usia Dewasa Bukan Keterlambatan, Tapi Keputusan

Banyak yang tanya: “Ngapain sih kuliah terus? Nggak capek?”
Saya senyum saja. Karena mereka mungkin belum tahu cerita lengkapnya:

Tahun 2018, saya mengambil S1 kedua — di usia saat banyak orang sudah merasa cukup.

Lalu 2023, saya mulai lagi S1 ketiga, bukan karena kurang kerjaan, tapi karena ingin belajar hal baru dari perspektif berbeda.

Dan di 2024, saya mantap mengambil S3. Bukan karena gelar, tapi karena saya percaya: belajar adalah bentuk tertinggi dari mencintai hidup.

Saya percaya riset Valenzuela & Sachdev (2006) yang menyebut bahwa belajar di usia dewasa menjaga otak tetap aktif, mencegah pikun, dan membuat kita tetap produktif.

Karena sesungguhnya, usia boleh menua, tapi semangat untuk tumbuh harus terus muda.

Call to Action:
Kalau kamu lagi ragu buat mulai belajar lagi—ingat: bukan soal siapa yang paling cepat, tapi siapa yang paling tekun menjaga nyala.
Ayo belajar lagi, untuk diri sendiri, untuk masa depan!

Sebelumnya Refleksi : Keseimbangan Hidup di Hari Waisak
Selanjutnya Menghubungkan Strategi dan Operasional Pemerintah Daerah: Studi Kasus Balanced Scorecard dan Rantai Pasok Konstruksi di Kutai Barat

Cek Juga

ketenagakerjaan

Gerakan Buruh dan Kontestasi Kekuasaan: Studi Kritis atas Omnibus Law dalam Dinamika Demokrasi

Tulisan ini membahas dinamika hubungan antara gerakan buruh, pemerintah, dan pengusaha dalam konteks demokrasi Indonesia, ...

Punya pendapat terkait artikel ini? mohon berkenan berdiskusi, terima kasih

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Open chat
1
Hubungi saya
Halo, apa yang bisa saya bantu?