Saya dulu test CPNS itu tahun 2010, beli buku latihan tes CPNS di 2009 dan belajar setiap hari sejak beli hingga CPNS terlaksana, tanpa tahu ada formasi….
Saat berpikir untuk tes sertifikasi Ahli PBJ Tingkat Dasar, saya belajar jauh-jauh hari sebelum tahu ada kesempatan untuk mengikuti…
Lalu saat proses untuk Fasilitator PBJ, rasanya saya belajar nya dari 3 tahun sebelumnya, setiap hari baca bahan dan aturannya…. Sampai 3 tahun itu karena kesempatannya beberapa kali tabrakan dengan kegiatan lain…
Saat berhasil saya terlihat gemilang, tapi ada struggling di balik ini semua….
Proses ngga bisa instant, persiapan tidak bisa singkat, paling tidak untuk kapasitas yang ngepas-pasan kayak saya ini, persiapan itu harus dan wajib dilakukan jauh-jauh hari, ketika kesempatan datang belum tentu bisa langsung sambar, jadi kalau kesempatan datang itu bener-bener berharga….
Make every single second counts…. Itu pegangan buat saya, saat SMA dulu saat mulai aware dengan sekitar hingga Kuliah, saya melihat banyak orang yang kemampuannya jauh diatas saya, sempat hang out, sering keluyuran, dan masih bisa prestasi akademsi baik dengan duduk melihat tanpa mencatat atau bahkan masih bisa di waktu luang nonton drakor, mereka-mereka ini punya kemampuan super dengan skill dan knowledge nya bisa diatas saya… beberapa ada yang saat kuliah dan satu kost dengan saya, belajar nya santai sekali, persiapan hanya 2-3 jam semalam sebelum ujian, beda dengan saya yang harus tiap hari belajar dan nilai nya masih dibawah yang belajar hanya hitungan menit….
Kelemahan saya mungkin tidak bisa punya daya serap kayak mereka, kemampuan otak saya pas-pasan…. Saya ingat di usia SMA dulu saya beli suplement Gingko Biloba yang katanya untuk melatih daya ingat dengan uang jakan, kemudian beli beberapa buku Puzzle untuk meningkatkan kemampuan berpikir, beli music klasik Bethoven, Mozart, dst…. Dan sebagai anak SMA saya sehari bisa belajar 3-4x yang di chunkling waktunya kecil-kecil… saya sesekali main ke rumah “kompetitor”, melihat apa yang mereka lakukan dan yang tidak mereka lakukan….
Saya mengekstensi diri saya sampai segitunya itu lucu kalau diingat sekarang 😆 tapi ekstensi itu muncul dari usia SMA karena saya sadar kalau dari sisi intelejensia, saya biasa-biasa saja, intelejensia saya relatif pas-pasan…. Orang lain paham cukup baca sekali, saya perlu mengulang 5 kali, sikap yang saya ambil adalah bagaimana mempercepat proses 5 kali itu agar setara waktunya hingga sama dengan orang lain? Ya saya harus berusaha manajemen waktu dan mempersingkat proses….
Kamar saya saat remaja? Berantakan…. Ada sudut untuk matematika, ada sudut untuk fisika, ada sudut tembok untuk ditempel sesuatu, berantakan bagi orang lain, tapi efektif dan efisien serta rapi di otak saya, artinya ketika saya lagi “horny” belajar fisika ya saya tinggal ke sudut itu, saat saya jenuh saya pause dan buku diletakkan terbalik dalam kondisi terbuka supaya saya bisa resume dengan singkat… pokoknya gimana caranya biar efisien dari sisi waktu…. Kerapian disusun rapi malah ngga cocok karena seringkali hanis beberapa menit untuk nelusuri ulang….
Jadi? Kelebihan saya itu cuma mau usaha lebih dan mengenal kelemahan saya saja, serta mengupayakan untuk memperkecil gap tersebut…. Itu berkorban jam tidur dan kesenangan….
Melakukan hal ini sejak saya remaja membuat saya tahu batasan diri saya, ada yang saya tahu bisa saya usahakan lakukan, ada yang saya tahu bahwa saya memang tidak bakat disana walau saya usaha… misal untuk nari Balet, saya ngga punya kelenturan untuk hal itu, jadi mau di ancam di bunuh untuk nari balet pun saya nggak akan bisa….
Beberapa riset untuk memilih jurusan kuliah itu sudah saya lakukan sejak kelas 2 SMA, ada beberapa hal yang memang saya ngga bisa lakukan karena tahu batasan saya dan itu proven terbukti menjadi sebuah keputusan yang saya syukuri hingga saat ini telah saya lakukan dan pertahankan, kalau saya kayak kerbau di colok hidung nya manut ya saya bisa jadi sekarang mungkin belum selesai karena kerumitannya….. tau nya dari mana? Saya invest buku jurusan tersebut versi fotocopy nya, dan saya baca…. Ini jauh dari kemampuan saya…. Sadar diri, segera cari bidang sesuai bakat…. Hal itu saya lakukan sendiri, beda dengan zaman now yang sekolah / ortunya dapat undang psikolog untuk assesment….
Intinya saya struggling dengan dikelilingi orang yang kapasitasnya melebihi saya, saya hanya mujur zaman sekarang banyak yang mental Strawberry, punya potensi lebih namun lembek….. kalau mereka yang potensi dasar nya ini berlatih sama kerasnya dengan saya, saya beneran bukan apa-apa….
Modal saya cuma effort lebih untuk berlatih 3-4x lebih keras dan menunda kesenangan…. Make every single second count….
Itu juga yang terjadi sampai sekarang, di rumah saat ini saya ada satu ruangan kerja, dan benar benar jauh dari kata rapi…. 😀😂 kalau sudah masuk ruang tersebut untuk belajar atau kerja ya saya habis waktu di dalamnya hingga pagi tembus pagi…. Keluar paling buat makan minum boker kencing dan say hello sama anak istri sebentar…. Kadang weekend saya pakai untuk kerja juga…. Saya cuma orang biasa yang investasi waktu lebih banyak untuk memperkecil gap dengan orang-orang yang lebih banyak kelebihan di sekitar saya….
Karena saya ini orang yang melakukan sesuatu yang biasa saja perlu usaha lebih, tidak mendapat dengan mudah, saya terbiasa tahu diri dan mustahil ngomongin orang dan akan dengki dengan orang yang melebihi saya, kemudian saya paling malas ngelakukan sesuatu yang konyol dan jelas jelas ngga ada faedahnya, sebut saja saya monoton karena boro boro dual tone, yang monoton saja masih pinjam punya kantor 😃🤪
Yang saya tahu itu adalah mengalahkan diri saya sendiri, bukan orang lain…. Makanya saya mengenali diri saya sendiri dan yang saya urusin dan kurusin ya saya sendiri 😆😂