Belajar Mandiri

Dalam definisi sehari-hari secara pribadi, belajar mandiri adalah proses untuk melaksanakan pengembangan diri tanpa disuruh orang lain dan murni kesadaran diri sendiri, adapun definisi pribadi ini belum tentu akurat, terutama mempertimbangkan keterbatasan pribadi dalam mendefinisikan sesuatu, oleh karena itu dilakukan beberapa penelaahan melalui sumber-sumber dari luar sebagai berikut :

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Belajar memiliki makna :

“berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu”

Selanjutnya kata “belajar” dalam bahasa Inggris disebut sebagai “Learn”, yang berdasarkan Oxford Dictionaries : English, diterjemahkan sebagai berikut

“mendapat atau memperoleh pengetahuan dari dan/atau keterampilan dalam sesuatu dengan kegiatan belajar mengajar, pengalaman, atau proses diajarkan”

pandangan lain terkait definisi belajar adalah

“Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat.  Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. (Slavin 2000:143)”

Selanjutnya, Mandiri dalam KBBI Bermakna :

“dalam keadaan dapat berdiri sendiri, tidak bergantung pada orang lain”

Mandiri dalam bahasa Inggris disebut sebagai “Independent”, yang berdasarkan Oxford Dictionaries : English, diterjemahkan sebagai berikut

“Bebas dari pengaruh luar, bukan merupakan subyek kekuasaan suatu otoritas,”

“Tidak bergantung kepada pihak lain, mampu berpikir dan bertindak untuk diri sendiri”

berdasarkan beberapa sumber luar diatas, maka belajar mandiri tidak hanya sekedar “proses untuk melaksanakan pengembangan diri tanpa disuruh orang lain dan murni kesadaran diri sendiri” sebagaimana yang telah saya uraikan diatas berdasarkan persepsi yang saya pribadi definisikan, namun merupakan suatu kesatuan integratif dari beberapa proses, yaitu : “Proses berusaha untuk memperoleh kepandaian, ilmu, keterampilan, yang dilaksanakan melalui pengalaman yang tidak bergantung kepada pihak lain, sebagai wujud kemampuan untuk berpikir dan bertindak untuk diri sendiri yang tidak bergantung kepada orang lain dengan stimulus dan respon yang timbul tanpa pengaruh dari luar untuk mendapatkan perubahan yang relatif permanen dalam perilaku”

Belajar Mandiri menjadi sebuah tantangan tersendiri, dimana seseorang yang melakukan belajar mandiri memiliki rasa tanggung-jawab sebagai trigger proses belajar tersebut, trigger ini tentunya merupakan sumber motivasi dari proses belajar yang berasal dari internal diri. Perbedaan antara Pembelajar Mandiri yang menuntut rasa tanggung-jawab ini tentunya memisahkan antara pembelajaran oleh orang dewasa (andragogy) yang jelas berbeda dengan pembelajaran oleh anak anak (pedagogi).

Pembelajaran mandiri menjadi self concept dari proses pembelajaran orang dewasa, orang dewasa memiliki pengalaman yang relatif lebih banyak sehingga tidak perlu memprioritaskan pada hal-hal yang sangat fundamental sepertihalnya pembelajaran anak anak, dikarenakan perbedaan antara pengalaman yang lebih siap ini maka orang dewasa memiliki kesiapan untuk belajar yang lebih baik (readiness to learn) dengan demikian dalam proses pembelajaran orang dewasa yang dilakukan secara mandiri maka secara praktis seseorang menjadi tertarik untuk belajar secara mandiri apabila hal yang dipelajari relevan dengan pekerjaan dan langsung diaplikasikan untuk mengatasi masalah menjadi orientasi tujuan pembelajaran (learning orientation). Diatas saya sudah membahas trigger merupakan sumber motivasi dari proses belajar bagi konsepsi diri Belajar Mandiri, trigger atau pemicu ini menuntut rasa tanggung-jawab yang berasal dari dalam diri sendiri atau motivasi internal.

Dengan demikian mendorong Belajar Mandiri akan dapat dilakukan lebih mudah kepada pembalajar yang sudah dewasa, bagaimana dengan anak-anak? anak-anak memerlukan panduan karena memang masih belum mandiri dan minim pengalaman, program yang disediakan oleh guru / pengajar biasanya tidak untuk aplikasi langsung dan motivasi nya menuntut keberadaan motivasi eksternal, dalam hal ini motivasi eksternal menjadikan orang tua tidak bisa auto-pilot atau menyerahkan proses pendidikan kepada institusi pendidikan semata, dalam proses pembelajaran ini maka orang tua memiliki peran yang penting juga.

Monkey See Monkey Do merupakan statement gurauan yang umum digunakan dimana apa yang dilihat oleh pembelajar menjadi sesuatu yang ditiru dan dikonkritkan menjadi perbuatan (bukan yang diucapkan yang dilakukan), berkaitan dengan motivasi belajar mandiri tentunya memperlakukan anak-anak seperti orang dewasa hanya memberitahukan “anak-anak ayo belajar!” sementara anda sebagai orangtua sedang sibuk main game atau main tiktok atau nonton drama Korea di rumah tentu tidak akan membuat motivasi pembelajar bagi anak-anak tumbuh sementara anda sebagai orang dewasa tidak melakukan apa yang anda perintahkan kepada anak anda. Hal ini sebenarnya menjadi lebih mudah bila kita sudah terbiasa menjadi pembelajar mandiri. Karena toh bukanya dalam tiap hari bekerja kita sudah terbiasa mempelajari hal-hal baru dan memecahkan masalah?

Dengan demikian semangat “Belajar Mandiri” juga menjadi kewajiban dan juga harus menjadi kebiasaan yang harus dilakukan oleh orang dewasa sepenuhnya, artinya sebagai orang dewasa kita menjadi pembelajar seumur hidup dengan konsepsi diri “Belajar Mandiri”.

Sebelumnya Peralihan Hak atas Tanah
Selanjutnya Pengadaan Unit Ambulance baru dalam keadaan wabah? optimasi atau regulasi?

Cek Juga

Belajar sebagai sebuah kebutuhan

  Walau sudah tau pengumuman nilai tanggal 16 ini, tapi saya sesekali nengok aplikasi untuk ...

Open chat
1
Hubungi saya
Halo, apa yang bisa saya bantu?
%d blogger menyukai ini: