Tiap kali lihat skor seleksi CPNS baru, buat saya itu pengingat ngga boleh berhenti belajar….
Tiap kali seleksi profesional seperti ini saya selalu merasa suara langkah generasi baru di belakang itu sebagai tantangan….
Bukan ancaman, tapi tantangan…. Dalam satu lingkungan kalau saya ngga bisa bekerja sama baiknya (atau melebihi) dari mereka, maka saya akan menjadi bagian dari masalah.
Ketika birokrasi lebih banyak masalah maka jangan harap kualitas hidup kita bisa baik….
Saya selalu anggap diri saya sebagai bagian dari masalah, makanya saya perlu menajamkan pikiran dan tubuh, senantiasa segar waras (kayak nama jamu).
Saya memantau proses SKB secara online, nama-nama yang saya kenal, berasal dari mahasiswa/i, tutee, peserta pelatihan, rekan kerja sehari-hari, dan teman diskusi, mereka yang punya skor tinggi (walau ada yang fail di beberapa titik passing grade) ini bagi saya memacu saya untuk tidak berhenti belajar.
Bisa dipastikan mereka yang memiliki skor tinggi ini memang orang-orang luar biasa, terlepas dari mereka bisa lulus di SKB, masuk peringkat, atau tidak lulus di salah satu bagian passing grade itu hal lain, yang menjadi poin saya adalah mereka-mereka ini memiliki intelegensia yang cukup dan kepribadian/watak yang layak, ingat pekerjaan birokrasi memerlukan intelegensia dan watak karena kelak para biirokrat eksekutif ini akan memiliki kewenangan dan kewenangan itu memiliki legitimasi yang berdampak bagi kehidupan kita secara luas.
Kita tidak ingin punya birokrasi dan pemerintahan ngaco, maka apresiasi luar biasa bagi Menpan dan BKN yang menerapkan teknokrasi dalam proses seleksi ASN yang transparan, terbuka, akuntabel, dan berkualitas.
Bagi saya yang 20an tahun lagi baru pensiun, skor tiap kali ada seleksi ini selalu membuat saya aware dan cermat untuk senantiasa belajar secara formal, agar saya dapat memperkecil gap antar generasi, saya menyadari tidak mungkin bisa bekerjasama dengan baik cuma bermodal tua dan pangkat lebih tinggi semata…..
Makanya jangan heran tiap 4-5 tahun sekali saya selalu jadi mahasiswa baru S-1, atau tiap setahun saya mengikuti diklat sertifikasi kompetensi, ini adalah upaya saya untuk senantiasa belajar agar tidak menjadi bagian dari masalah.
Saya juga aktif sebagai pengurus organisasi profesional pada tingkat nasional dan tim kerja terdepan di tingkat nasional untuk senantiasa update cara kerja dan pengetahuan…
Semuanya ya supaya keberadaan saya ngga jadi beban, dan hasil kerja saya bisa berdampak.
Ya kan ngga mungkin saya jadi beban kerja, saya perlu mengasah diri tanpa henti agar bisa jadi rekan kerja yang baik dan kolaboratif.