Pada Rencana Umum Pengadaan terdapat opsi untuk mengkategorikan pengadaan berkelanjutan yang memberikan informasi bahwa paket tersebut di desain untuk pengadaan berkelanjutan yang memperhatikan aspek lingkungan hidup, ekonomi, dan sosial secara bersinergi.
Namun karena cakupan ketiganya yang sangat luas, cara melakukan evaluasi keberhasilan pengadaan berkelanjutan atau sustainability procurement ini menjadi jarang di evaluasi, kira-kira mirip dengan implementasi penerapan TKDN di era 2019 dan sebelumnya.
Bagaimana ciri dari pelaksanaan Pengadaan berkelanjutan?
Barang/Jasa PBJ Berkelanjutan bukan hanya sekedar value for money dari sisi nilai uang dengan umur ekonomis penggunaannya, namun juga memperhatikan aspek sosial, mulai dari keadilan dalam proses pengerjaannya yang bisa saja dirancang melibatkan pengarusutamaan gender, namun hasil dari pengadaan tersebut juga ramah dan mudah dimanfaatkan oleh para penyandang difabel, khususnya bagi pekerjaan konstruksi.
Dari sisi lingkungan hidup juga penggunaan barang/jasa baik pada produk akhir maupun material juga penting untuk memperhatikan produk-produk yang dihasilkan dengan mempertimbangkan ramah lingkungan, aspek ramah lingkungan ini penting dengan penekanan pada pengurangan emisi karbon yang perlu dilakukan dengan lebih optimal lagi mengingat saat ini bumi sudah semakin panas.
Ketiga contoh aspek diatas perlu dilaksanakan secara terintegrasi, tidak bisa satu persatu parsial terpisah-pisah. Demikian.