Masa Berlaku Harga Perkiraan Sendiri
Masa Berlaku Harga Perkiraan Sendiri

Pagu Anggaran dan HPS

Saya pernah ditanya gini

bang, ini ada paket saya lihat di HPS, nilai 20Milyar, HPS nya turun jadi 12Milyar….. ini salahnya siapa?

Jawaban saya soal Kenapa bisa turun analogi nya gini :

Dalam sebuah rumah tangga jatah belanja harian dari suami misal Rp180rb/hari, ini adalah analogi pagu anggaran

Kemudian si istri memperkirakan berdasarkan harga yang ada di pasar belanja harian itu cukup Rp130ribu/hari, ini analogi HPS

Sisa Rp50ribu/hari dipilih untuk tidak digunakan, ya itu bukan kesalahan.

 

Bang…. Tapi itu kan duit negara, sisanya gimana?

ya sisa nya itu ada di kas negara/kas daerah, APBN/APBD itu tidak di simpan dalam kantor kok.

 

jadi tidak ada kesalahan korupsi disitu bang?

ya namanya menganggarkan dalam merencanakan, itu ngga mungkin akurat sampai masa depan, kerjaan administrasi ini bisa saja salah.

 

mosok kayak gini aja salah…. Pasti niat jahat ini bang! Tipikor…..

 

satker K/L atau PD pada Pemda ini kemungkinan tidak mengurus 1-2 paket saja, bisa jadi ada banyak yang diurus. Jadi kalau dicari kesalahan, ya bisa saja salah, di contoh diskusi diatas saya analogikan juga belum tentu salah, berencana dengan menganggarkan kemudian pada saat belanja ternyata harga turun, maka ya belanjanya sesuai kebutuhan, kita ngga mungkin saat harga barang/jasa turun meminta pelaku usaha menaikkan harga, jadi menyusun HPS lebih kecil dari pagu anggaran ya menurut saya bukan kesalahan…. Itu menurut saya…. Karena hampir mustahil kita memprediksi semua hal di dunia ini.

Tapi itu kan turun nya jauh banget, itu ada niat mark up digelembungkan di awal, ini Tipikor!!!!

menurut saya enggak, karena HPS ini harga perkiraan yang disusun untuk alat menilai kewajaran harga dalam usia yang relatif singkat (sekitar 28hari), pagu anggaran disusun tahun sebelumnya, kesalahan asumsi perekonomian dan kondisi pasar bukan hal yang di dasari dengan niat jahat, mekanisme menyusun HPS ini menjadi dasar untuk sounding kondisi harga pasar, kalau memang harga turun drastis, ya sudah….. pagu anggaran maupun HPS bukan dasar menghitung / menakar kejahatan.

 

lagipula bicara Korupsi, Korupsi itu tindak pidana kejahatan luar biasa,

Kejahatan luar biasa = extraordinary crime

Pembunuhan itu pidana, jahat
Pembunuhan besar-besaran/genosida itu kejahatan luar biasa, bukan lagi pidana biasa…

Pelaku nya…. Pelaku Genosida seperti beberapa penjahat perang internasional itu tidak turun langsung ngupasin kepala korbannya 1 persatu hingga muncul ratusan ribu hingga jutaan jiwa…. Jadi extraordinary crime bukan dilakukan oleh orang remeh temeh…

Extraordinary crime bukan yang karena hal administrasi keliru dan salah lalu dianggap melakukan kejahatan luar biasa, bila kesalahan administrasi lantas disalahkan dan dipidana korupsikan, maka yang terjadi tidak ada yang mau melakukan proses ini.

kita sudah sampai pada kondisi pra-krisis, serapan anggaran luar biasa lambat, mau di APBN atau APBD, lebih mudah tidak membangun daripada jadi salah. Tapi disisi lain ya dasar extraordinary crime, kadang memang sulit mencari yang jahat beneran tapi berlindung dan menumbalkan yang ngga sengaja salah, memang luar biasa jenis kejahatan yang satu ini.

Jadi pagu anggaran dan HPS beda jauh itu salah ngga bang?

saya berpendapat, selama upaya menyusun pagu anggaran benar, kemudian menyusun HPS juga cara nya benar, selisih penurunannya itu adalah efisiensi, yang melakukan itu sebenernya berjasa, bukan malah dicurigai.

menyusun HPS pun juga tetap ada koreksi dari proses pemilihan penyedia saat pelaku usaha memasukkan penawaran, makanya HPS tidak menjadi alat memperhitungkan kerugian negara.

maksudnya gimana bang? Jadi HPS yang udah disusun bener pun masih bisa keliru?
benar, pasar itu dinamis sekali…. Produk yang sama tapi veda level penyedia juga berbeda lagi tingkat harga.

komoditas ayam goreng misalnya…. Dalam hal tertentu saya heran dengan ayam goreng dengan bumbu spesial kolonel itu

Hingga tulang nya aja enak buat di makan!!! Bumbunya berasa…. 🤣

Jadi walau sama-sama ayam goreng, harga per potong nya yang kisaran 17ribu itu jadi berasa wajar…. Belum nasi dan minum harganya 45ribu.

Nah makan di UMKM harganya 20ribu udah komplit ayam goreng, nasi dan minum….

Tapi ya beda kualitas beda kuantitas….

Salah estimasi, harusnya biasa saja…..

Bukan jadi salah hitung lantas langsung disamakan dengan salah luar biasa jahat…..

Bang, serius tulang nya dimakan? Aduh…. Ketahuan, iya kalau saya makan makanan itu, saya makan sampai tulang tulang nya, saya kan cowok penyayang…. Eaaaa 🤣

demikian.

Persiapan
Sebelumnya Pengaturan terkait Sub-Kontrak dalam Kontrak PBJP
Selanjutnya Paket alternatif Soal PBJ Tingkat Dasar #12 – Nomor 82

Cek Juga

Penambahan Volume Mata Pembayaran Utama (MPU) Pekerjaan Konstruksi

Dalam SSUK Pekerjaan Konstruksi terdapat klausul : Apabila kuantitas mata pembayaran utama yang akan dilaksanakan ...

2 Komentar

  1. bang coba jelasin bedanya pagu anggaran, hps, dipa, apbn dong. makasih

  2. Makasih atas penjelasannya

Punya pendapat terkait artikel ini? mohon berkenan berdiskusi, terima kasih

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Open chat
1
Hubungi saya
Halo, apa yang bisa saya bantu?
%d blogger menyukai ini: