Optimalisasi Pemerintahan demi Memajukan Bangsa

Perumusan Pemaketan dan Supply Positioning Model dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

Pendahuluan

Perumusan pemaketan dalam pengadaan barang/jasa pemerintah adalah langkah penting untuk memastikan bahwa proses pengadaan berjalan efisien dan efektif. Salah satu alat bantu yang dapat digunakan untuk menyusun paket pengadaan adalah Supply Positioning Model (SPM). Model ini membantu mengidentifikasi kebutuhan pengadaan dan menentukan prioritas berdasarkan dampak/risiko dan nilai pengadaan per tahun.

Langkah-Langkah Perumusan Pemaketan

  1. Analisis Penggabungan dan Pemecahan Paket
    • Penggabungan Paket (Konsolidasi): Menggabungkan beberapa kebutuhan pengadaan menjadi satu paket besar untuk meningkatkan efisiensi dan mendapatkan harga yang lebih kompetitif.
    • Pemecahan Paket: Memecah kebutuhan pengadaan menjadi beberapa paket kecil untuk meningkatkan partisipasi pelaku usaha kecil dan menengah serta mengurangi risiko.
  2. Rincian Kategori Pengadaan
    • Mengidentifikasi dan mengelompokkan kebutuhan pengadaan barang/jasa berdasarkan hasil analisis kebutuhan dan permintaan.
    • Membuat rincian kategori pengadaan yang mencakup semua jenis barang/jasa yang dibutuhkan oleh organisasi.
  3. Rangkuman Kategori Pengadaan
    • Menyusun rangkuman kategori pengadaan dengan memperhatikan hasil analisis belanja untuk memastikan bahwa semua kebutuhan telah teridentifikasi dan dikategorikan dengan benar.

Supply Positioning Model (SPM)

SPM adalah alat bantu yang digunakan untuk mengidentifikasi kebutuhan pengadaan pada suatu unit kerja. Model ini menggunakan dua sumbu, yaitu:

  • Sumbu Y (Dampak/Risiko): Menggambarkan tingkat dampak atau risiko terhadap organisasi jika barang/jasa tidak tersedia.
  • Sumbu X (Nilai Pengadaan per Tahun): Menggambarkan jumlah atau nilai pengadaan per tahun untuk setiap jenis barang/jasa.

Matrix Kraljic Box

Matrix Kraljic Box memposisikan barang/jasa ke dalam empat kotak berdasarkan karakteristik potensi risiko/dampak dan potensi nilai belanja:

  1. Barang/Jasa Leverage
    • Karakteristik: Risiko/dampak rendah, nilai pembelian besar.
    • Contoh: Laptop untuk keperluan rutin kantor.
    • Spesifikasi Teknis: Standar, dapat dipenuhi oleh berbagai produk atau merek dengan range kualitas yang luas.
  2. Barang/Jasa Routine
    • Karakteristik: Risiko/dampak rendah, nilai pembelian kecil.
    • Contoh: Alat tulis kantor.
    • Spesifikasi Teknis: Minimal, orientasi pada menekan biaya pembelian.
  3. Barang/Jasa Bottleneck
    • Karakteristik: Risiko/dampak tinggi, nilai pembelian kecil.
    • Contoh: Obat-obatan.
    • Spesifikasi Teknis: Fokus pada jaminan pasokan dan berbagi risiko antara pengguna dan penyedia.
  4. Barang/Jasa Critical Strategic
    • Karakteristik: Risiko tinggi, nilai pembelian tinggi.
    • Contoh: Mesin pembangkit tenaga listrik.
    • Spesifikasi Teknis: Sangat khusus, jumlah penyedia terbatas, bersifat urgen.

Hubungan Pemaketan dengan Supply Positioning Model

Pemaketan kebutuhan sebaiknya dipetakan dalam kuadran SPM untuk mengambil keputusan terbaik tentang paket-paket pengadaan. Misalnya, dari 13 kategori kebutuhan, kita identifikasi risiko terhadap pasokan dan nilai belanja tahunannya.

Dengan memetakan kebutuhan dalam kuadran SPM, organisasi dapat menentukan prioritas pengadaan dan merancang strategi yang tepat untuk setiap kategori kebutuhan.

Kesimpulan

Perumusan pemaketan dan penggunaan Supply Positioning Model adalah langkah penting dalam pengadaan barang/jasa pemerintah. Dengan melakukan analisis yang tepat dan memetakan kebutuhan dalam kuadran SPM, organisasi dapat memastikan bahwa proses pengadaan berjalan efisien, efektif, dan memberikan nilai terbaik bagi semua pihak yang terlibat.

Exit mobile version