Maka menggabungkan kedua aspek sebagaimana dibahas dalam artikel : https://christiangamas.net/model-pemasok-dan-risiko-pengadaan/, dapat kita deteksi dan identifikasi risiko dari tiap komoditas adalah sebagai berikut :
- Jumlah Ketersediaan Barang/Jasa dan Ketersediaan Pelaku Usaha
- Non-critical / routine : barang/jasa yang tersedia banyak di pasaran, maka risiko untuk tidak mendapatkan produk lebih kepada kelalaian dari pelaku pengadaan (internal) hal ini dapat dikategorikan risiko rendah karena ada banyak pelaku usaha yang tersedia di pasar .
- Bottleneck : pemasok yang memiliki barang/jasa di pasar jumlahnya tidak banyak walaupun barang/jasa tersedia ada banyak, risiko yang muncul disini adalah ketika permintaan produk tersebut memuncak, barang/jasa anda akan terlambat di respon atau prioritas penjualan akan diberikan kepada yang mampu membeli dengan volumen lebih besar.
Sangat umum terjadi Ketika permintaan memuncak, respons mungkin lambat karena sedikitnya pemasok yang menangani produk tersebut, risiko ini dapat diatasi dengan memahami bahwa pemasok mungkin memprioritaskan klien dengan pesanan lebih besar, menyebabkan keterlambatan untuk pembeli kecil.
- Leverage : Terdapat banyak pemasok yang berkompetisi dengan barang/jasa yang tersedia banyak di pasaran, risiko pada jenis produk ini lebih pada ketepatan waktu untuk produk tersebut tersedia ketika dibutuhkan, dan dalam kondisi ini perlu disadari bahwa persaingan antar pemasok bisa menyebabkan perang harga, yang berdampak pada stabilitas pasokan dan lonjakan harga.
- Critical : pada kuadran ini pemasok / produk di pasaran tersedia tidak banyak, risiko yang dapat terjadi adalah tidak dapat memperoleh respon / paket pengadaan anda tidak diminati oleh pelaku usaha.
- Alternatif Produk
- Non-Critical/Routine dan Leverage Item memungkinkan penggunaan produk alternatif karena sifatnya, dengan demikian ketika menggunakan alternatif produk sebagai substitusi akan muncul risiko bila tidak dianalisa dengan baik spesifikasi teknis/KAK produk yang dibutuhkan bahwa barang/jasa tersebut tidak memiliki kualitas yang sama baiknya dengan produk yang sebenarnya diharapkan/tidak berfungsi sesuai harapan.
- Bottleneck dan Strategic : umumnya produk pada kuadran bottleneck dan strategic memberikan keterikatan untuk menggunakan produk yang spesifik sehingga tidak membuka peluang untuk di substitusi, ketika berusaha melaksanakan pengadaan dan memaksakan untuk melakukan pembelian (umumnya karena alasan klasik yaitu penyerapan anggaran), maka barang/jasa yang dibeli bukan saja tidak berfungsi sesuai harapan, produk alternatif yang menjadi substitusi akan tidak dapat digunakan sama sekali, hal ini berpotensi menimbulkan kemubaziran.
Tabel nya adalah sebagai berikut :
No. | Elemen Karakteristik | Kuadran Suplly Positioning model | Pernyataan Risiko | Rencana/Strategi Penanganan Risiko yang dapat dipertimbangkan |
1 | Jumlah Ketersediaan Barang/Jasa dan Ketersediaan Pelaku Usaha | Non-critical / routine | Lalai melakukan proses pengadaan | Membangun mekanisme deteksi stok barang/rutin melakukan stock opname. |
2 | Jumlah Ketersediaan Barang/Jasa dan Ketersediaan Pelaku Usaha | Bottleneck | Permintaan tidak ditanggapi pemasok karena sedang terjadi lonjakan permintaan | Melakukan upaya pengamanan pasokan seperti melakukan jenis kontrak dengan kontrak payung |
3 | Jumlah Ketersediaan Barang/Jasa dan Ketersediaan Pelaku Usaha | Leverage | Stabilitas pasokan berdampak pada harga | Melakukan konsolidasi pengadaan untuk meningkatkan volume sehingga dapat mereduksi dampak lonjakan harga |
4 | Jumlah Ketersediaan Barang/Jasa dan Ketersediaan Pelaku Usaha | Critical | Pelaku usaha tidak berminat | Melakukan analisa pasar dan membangun kemitraan jangka waktu tertentu |
5. | Alternatif Produk | Non-critical / routine | barang/jasa alternatif tidak memenuhi spesifikasi teknis/kak yang diharapkan, sehingga kualitasnya mungkin tidak sesuai harapan. | Cermat dalam menyusun Spesifikasi Teknis/KAK |
6. | Alternatif Produk | Bottleneck | Produk alternatif dapat memiliki kualitas yang bervariasi, sehingga penting untuk melakukan analisa mendalam pada spesifikasi teknis, selain itu Produk alternatif mungkin tidak memiliki keandalan dan konsistensi yang sama dengan produk utama, yang dapat menyebabkan masalah dalam jangka panjang. | Lebih cermat dalam menyusun Spesifikasi Teknis/KAK |
7. | Alternatif Produk | Leverage | Produk alternatif yang digunakan mungkin tidak memenuhi spesifikasi khusus yang dibutuhkan, sehingga berisiko tidak berfungsi sesuai harapan, selain itu Produk alternatif sulit ditemukan di pasar, sehingga apabila dipaksakan untuk pengadaan dapat menyebabkan pemborosan karena produk tidak dapat digunakan. | Menaruh perhatian yang lebih besar dalam melakukan perencanaan pengadaan. |
8. | Alternatif Produk | Critical | Produk di kuadran ini biasanya memerlukan spesifikasi yang sangat spesifik, sehingga alternatif produk sulit ditemukan dan cenderung tidak dapat menggantikan fungsi yang diharapkan. | Menaruh perhatian yang lebih besar dalam melakukan perencanaan pengadaan. |